Saturday, February 20, 2010

RASA IRI HATI DAN DENGKI ADALAH DUA BERSAUDARA YANG SALING MEMBUNUH HARGA DIRI KITA.




Seseorang merasa bahagia bila melihat orang lain menderita dan susah atau gelisah bila melihat orang lain senang itulah ciri-ciri dengki dan iri hati.
Dan orang tersebut selalu berlindung pada pernyataannya yang kurang terpuji untuk menutupi ketidakmampuannya dalam hidupnya.
Misalnya bila melihat orang lain membeli ayam potong dia pasti berkata lebih baik beli sayur dan tempe daripada beli daging yang banyak kolesterolnya , padahal dia sendiri tidak mampu membeli ayam/daging jadi fikirannya hanya untuk menyusahkan orang lain.

Iri hati adalah musuh harga diri yang paling berbahaya, selain itu, jelaslah harga diri kita yang terkena bukan milik orang lain.
Rasa iri lahir dari rasa takut dan tidak ada kaitannya dengan apa yang " mereka" miliki atau siapa diri " mereka" , melainkan selalu bertalian dengan diri kita. Orang yang sering merasa iri adalah orang yang mempunyai kebiasaan membanding-bandingkan dan biasanya berakhir dengan selalu menjadi pihak yang dirugikan.
Penangkal rasa iri adalah merasa yakin bahwa kita telah cukup menjadi sebagaimana adanya. yakni mengetahui bahwa apapun yang kita miliki , melebihi beberapa orang, namun kurang dari yang lain , tidak berarti apa-apa di saat penghitungan terakhir. Bagaimanpun juga, apabila kita bersikap baik terhadap diri sendiri , seberapa besarkah perbaikan yang dapat kita tambahkan pada apa yang kita miliki?. Memang baik, namun tidak diperlukan. Sebaliknya, apabila kita tidak di yakinkan tentang semua yang kita miliki, seberapa banyakpun hal baru yang kita tambahkan tidak akan pernah cukup. Selain itu , membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain bersifat merugikan dan tidak akan pernah berakhir.
Rasa iri membuat orang tidak mungkin memiliki teman, padahal persahabatan itu penting sekali dalam membentuk harga diri. Keduanya tidak mungkin dapat berdampingan. Kita tidak mungkin dapat menjadi seorang teman apabila kebahagiaan atau keberhasilannya terasa sebagai ancaman bagi kita. Siapa ingin mempunyai teman seperti itu? . Apabila kita bersahabat dengan diri sendiri, maka kita ikut senang dengan keberhasilan yang dicapai mereka yang berada disekeliling kita . Apabila saya tidak mampu bersikap demikian maka seisi rumah tangga dan dunia sekelliing kita akan merupakan ancaman.
Maka dengan demikian bersikaplah selalu dengan perilaku "Assertive" kompromi bila beralasan, terbuka dan jujur, sederhana dan bijaksana. Fair pada diri sendiri dan orang lain . Inisiatif terhadap perubahan, langsung dan jelas berbicara serta mampu mengungkapkan perasaan, peka pada hidden messages ( pesan rahsia) dan berani mengambil risiko.
Dengan tulus dan jujur saya akan katakan : bahawa keberhasilan dan kebahagiaan adalah merupakan milik dari semua orang.

1 comment: